2024, Pemkab Siak Targetkan Angka Stunting Turun Menjadi 14 Persen

Siak – Bupati Siak Alfedri menargetkan pada 2024 angka stunting di Kabupaten Siak turun menjadi 14 persen. Untuk mencapai target tersebut, tentu dibutuhkan kerja keras dan kerja sama semua pihak, agar target tingkat prevalensi di Kabupaten Siak bisa tercapai. Hal tersebut di sampaikannya saat membuka rapat rembuk stunting tingkat Kabupaten Siak tahun 2022, berlangsung di ruang rapat Raja Indra Pahlawan Kantor Bupati Siak.
”Alhamdulillah, kabupaten Siak pada tahun 2021 berhasil menurunkan angka prevalensi Stunting menjadi 19 persen setelah sebelumnya pada tahun 2019 sempat tinggi sebesar 27,29 persen. Angka ini nomor 2 terendah se-Provinsi Riau setelah di susul kota Pekanbaru 11 persen. Tentu ini patut kita apresiasi, suatu kebanggaan dan ini tidak terlepas kerja keras kita semua,” ucap Bupati Alfedri.
Bupati Alfedri juga menjelaskan angka tersebut diatas berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, secara nasional tingkat prevalensi stunting di Indonesia berada pada angka 24,4 persen, dimana Presiden menargetkan prevalensi stunting dalam RPJMN pada tahun 2024 sebesar 14 persen dan provinsi 18 persen.
Ia juga menegaskan tujuan rembuk stunting tingkat kabupaten Siak adalah, merupakan satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah Kabupaten untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting terutama pada daerah lokus stunting dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat.
”Kami mengucapkan terimakasih, kepada semua pihak yang turut serta pelaksanaan percepatan penurunan stunting Kabupaten Siak tahun 2022. Kepada Forkopimda, OPD terkait, para camat, penghulu, kepala Puskesmas, forum organisasi, pimpinan CSR, Ketua Tim Pengerak PKK kabupaten Siak dan Dharma Wanita,” kata dia
Menurut dia, mengatasi stunting dibutuhkan data yang valid, lalu hal yang menjadi persoalan penyebab stunting, diantaranya rendahnya pemahaman terhadap asupan gizi, serta akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil maupun balita di Puskesmas dan Posyandu ini harus dipastikan tetap berlangsung.
”Namun dari data yang saya terima dari dinas kesehatan ada 208 posyandu yang tak aktif. Yang aktif hanya 48 posyandu. sebenarnya Ini tugas camat, camat tak pernah turun melihat kegiatan posyandu. Ingatkan kepala puskesmasnya, penghulunya. Ini perlu di petakan, nanti kita buat rapat khusus dengan para camat,” imbuhnya.
Ketua tim Koordinasi penanganan stunting Kabupaten Siak Wan Yunus mengatakan stunting disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab stunting adalah pola asuh yang kurang optimal, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi serta kurangnya asupan gizi yang kuat sebelum dan selama kehamilan.
Hal ini didukung oleh fakta bahwa 60 dari anak usia 0 – 6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif dan 2 dari 3 anak usia 6 – 24 bulan tidak mendapatkan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang optimal.
”Untuk itu, dibutuhkan penguatan dari segi kebijakan, sehingga dapat terlaksana hingga di tingkat pemerintah kampung. Evaluasi dan pengawasan dapat berjalan, pada akhirnya program dapat tersentuh dari hulu hingga hilir,” kata dia.
Pada kesempatan itu Bupati Alfedri menandatangani komitmen bersama dan dilakukan penandatangan kesepakatan komitmen dalam rangka percepatan penurunan stunting di kabupaten Siak oleh seluruh pihak terkait.
Pemkab Siak Apresiasi Kampung Zero Stunting
Pemerintah Kabupaten Siak memberikan piagam penghargaan kepada Kampung Zero Stunting serta perusahaan-perusahaan yang sudah berkontribusi terhadap penurunan stunting di daerahnya.
Piagam penghargaan diserahkan Sekretaris Daerah Kabupaten Siak H. Arfan Usman di acara Pelaksanaan Rembuk Stunting Kabupaten Siak Tahun 2022 di Aula Kantor Bupati Siak, Kamis 31 Maret 2022.
Mewakili seluruh penghulu di Kecamatan Kerinci Kanan, Camat Harland Winanda Mulya mengatakan, ada 9 dari 12 kampung yang tidak ada kasus stunting di wilayahnya.
“Ini tak lepas dari kesadaran masyarakat Kerinci Kanan dan peran serta dari Penghulu, tim kesehatan, PKK kampung, Posyandu dan pihak-pihak lainnya,” kata Harland saat temui usai acara.
Selanjutnya ia bilang, akan tetap melanjutkan dan mempertahankan kondisi zero stunting, sehingga ke depannya seluruh kampung di Kecamatan Kerinci Kanan terbebas dari kasus stunting.
“Stunting ini tak bisa diobati, karenanya, langkah terbaik untuk terhindar dari stunting adalah dengan pencegahan,” sebut Harland.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, pencegahannya dengan cara mengaktifkan posyandu. Sebagai struktur terkecil dan terdepan dari pelayanan kesehatan dari pemerintah, posyandu bisa menjangkau masyarakat secara langsung. Posyandu juga dapat mampu memberdayakan para ibu untuk memperhatikan kesehatan anak dan pola konsumsi keluarga.
Menurutnya dari Posyandu bisa mendeteksi awal terkait dengan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita yang dilakukan secara rutin, sehingga bila ada masalah pada pertumbuhan anak di usia 0-23 bulan dapat segera terdeteksi.
Adapun kampung yang mendapat penghargaan zero stunting tahun 2021 sebanyak 15 kampung dari 14 kecamatan. Di antaranya, Rantau Bertuah, Kerinci Kanan, Kerinci Kiri, Bukit Agung, Kumbara Utama, Gabung Makmur, Jati Mulya, Buatan Baru, Seminai, Delima Jaya, Buana Makmur, Merangkai, Rawang Kao Barat, Kemuning Muda dan Temusai.
Selanjutnya, perusahaan-perusahaan yang sudah berkontribusi terhadap penurunan stunting yaitu, BOB PT. BSP Pertamina Hulu, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), PT. RAPP, PT. Kimia Tirta Utama (KTU) dan PT. BSP.
Kegiatan rembuk stunting tersebut dibuka oleh Bupati Siak Alfedri, dihadiri unsur Forkopimda Siak, sejumlah pimpinan OPD, Para Camat, Ketua PKK Kab Siak, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kab Siak, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Rembuk stunting ini bertujuan untuk mempersiapkan langkah-langkah ke depan dan menambah pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab bersama agar permasalahan yang ada bisa ditanggulangi dengan tujuan tingkat prevalensi Stunting di Kabupaten Siak bisa diturunkan sesuai dengan komitmen bersama. (Infotorial)
Editor :Tim NP