Terbuang di Pantai, Sandal ini 'Disulap' Jadi Pohon
Sebuah keluarga di Queensland, Australia, membuat karya seni dari barang-barang yang sering tanpa disadari dibuang di pantai sandal jepit.
Michael dan Judy Fordyce telah mengubah tiga pohon palem di depan rumah mereka di sebuah pantai di Eimeo, utara Kota Mackay, Queensland, menjadi pohon sandal jepit.
Berbagai sandal jepit yang terbuang di pantai dan berbagai benda milik wanita, pria, dan anak-anak, ditempelkan secara silang menyilang setinggi 7 meter hingga ke puncak pohon-pohon tersebut.
Benda-benda yang hilang
Michael Fordyce mengatakan gagasan membuat pohon sandal jepit ini awalnya sebagai metode untuk menyimpan barang-barang hilang dengan harapan pengunjung pantai akan kembali dan mengklaim alas kaki mereka yang hilang.
"Ini sebenarnya dimulai oleh kebiasaan kami mengambil benda-benda yang tertinggal di pantai setiap pagi saat kami berjalan kaki dan kami menyadari selalu saja ada sandal jepit," katanya, seperti mengutip detik.com.
"Beberapa sandal ada yang baru, beberapa sandal jepit lama, ada yang besar untuk kaki yang terentang besar, sebagian lainnya sandal jepit milik anak-anak perempuan kecil."
"Kami membawa sandal-sandal jepit itu pulang dan saya mendapat ide kalau saya akan memaku sandal-sandal jepit tersebut ke sebuah pohon dengan harapan bahwa orang-orang yang melintas akan mengatakan 'oh, ada sandal jepit saya' dan akan mengambil sandal jepit itu dan pulang ke rumah dengan rasa puas."
"Tapi kami mendapati tidak ada seorang pun yang pernah mengambil sandal-sandal jepit tersebut."
Putera Michael Fordyce menyarankan agar mereka melanjutkan gagasan itu dan pada akhirnya pohon sandal jepit itu bertambah dari satu pohon menjadi tiga pohon.
"Saya memiliki putra yang sedikit di luar kebiasaan dalam hal beberapa gagasan lansekapnya," kata Fordyce.
"Dia secara bertahap memaku sandal-sandal jepit itu terus meninggi ke atas pohon dan kemudian memutarnya seperti jalinan yang mengelilingi pohon."
"Jalinan sandal jepit yang kami buat saat ini tingginya sudah mencapai sekitar 23 kaki [dan] tidak ada yang tahu keberadaan sandal-sandal jepit itu kecuali mereka warga setempat."
Salah paham
Selama bertahun-tahun pohon sandal jepit ini telah menjadi tuan rumah acara pernikahan di tepi pantai, serta menarik minat dari beberapa wisatawan yang penasaran dan bingung.
"Suatu hari saya tengah berkebun dan saya melihat pengunjung tampak sedikit kebingungan jadi saya bertanya 'apa masalah Anda, temanku'," kata Fordyce.
"Dia mengatakan 'apakah ini pohon 'thong'?' saya katakan 'ya, itu adalah pohon 'thong' [sandal jepit], mengapa anda bertanya demikiam?'
Turis itu mengatakan seseorang telah memberitahunya bahwa jika ia pergi mengunjungi Kota Mackay, ia harus memastikan untuk "pergi ke pub Eimeo dan kemudian pergi dan melihat pohon 'thong'".
Michael Fordyce mengatakan turis itu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."
"Dia berkata 'saya pikir pohon yang dimaksud adalah pohon yang seluruh batangnya dipenuhi oleh celana dalam wanita [thong] yang dipakukan ke batangnya,' dan saya katakan, 'ya, kehidupan memang terkadang mengecewakan kan?" katanya sambil tertawa.
Setiap sandal memiliki cerita
Michael Fordyce mengatakan setiap sandal jepit yang mereka kumpulkan memiliki cerita sendiri. "Beberapa sandal jepit ada yang sudah memiliki cekungan akibat sudah lama dan sering di pakai," katanya.
"Beberapa sandal jepit anak-anak umumnya merupakan sandal merek baru - mereka tidak pernah diambil - dan saya katakan ada banyak sekali kisah setiap sandal jepit memiliki kisahnya sendiri.
Karena banyaknya jumlah sandal jepit yang mereka kumpulkan, Michael Fordyces pernah mengukur sandal-sandal jepit itu dalam ukuran liter, bukan dalam satuan pasang.
"Mungkin saya punya sekitar 60 liter. Kami hanya memiliki satu tong penuh sandal-sandal jepit tersebut," kata Fordyce.
"Kami berjalan setiap pagi [dan kami] mengambil, katakanlah, dua kantung belanja plastik dan memenuhinya dengan sandal-sandal jepit dan Anda bisa kembali lagi, menelusuri kembali langkah-langkah Anda, melakukan pekerjaan yang sama hari berikutnya dan Anda masih akan mendapatkan dua tas sandal jepit."
Meskipun Michael Fordyce usianya menjelang 80 tahun, ia mengaku ia akan tetap memakukan sandal-sandal jepit itu ke atas pohin selama ia mampu.
"Saya merasa sedikit khawatir tentang seberapa jauh sampai saya bisa naik tangga," katanya.
"Selama saya bisa memanjat tangga saya masih akan terus melakukannya. Saya mungkin akan ketutupan sandal jepit sebelum kami berhasil menyelesaikannya
"Menarik untuk mendengar cekikikan kecil dan tawa ketika [pengunjung] datang dan melihat pohon sandal jepit itu,".***