Gunakan Turunan Kelapa, Home Industry Rempah Rendang Cikdiah Apresiasi Intruksi Bupati Wardan
Inhil - Menyingkapi Intruksi Bupati Kabupaten Indragiri Hilir HM Wardan kepada satuan kerja (Satker) terkait agar membantu masyarakat mendirikan industri berskala rumah tangga (Home Industry) terhadap komoditas turunan kelapa.
Kami sebagai pelaku usaha Industry rumah tangga sangat mengapresiasi terhadap kebijakan Bupati Inhil yang sangat pro terhadap kesejahteraan masyarakat.
'Industry kami sangat membutuhkan kelapa mulai dari kelapa gonseng hingga santan" ujar Radiah yang akrab di sapa Cikdiah itu pada senin (25/06/2018) malam.
Seperti pada pemberitaan sebelumnya di media Sigapnews.co.id. Menurut Bupati, keberadaan industri berskala rumah tangga untuk pengolahan produk turunan kelapa dan pengembangan kopra putih akan berperan vital mengatasi fluktuasi harga kelapa.
Sebab, permintaan terhadap komoditas kelapa diyakini juga akan meningkat seiring lahirnya sentra - sentra produksi baru. Kelebihan penawaran yang saat ini menimbulkan masalah baru bagonsektor perkebunan kelapa Inhil akan terakomodir oleh kebutuhan industri rumah tangga tersebut.
"Saat ini, di Inhil sudah mulai ada kerajinan tangan oleh TP PKK. Air kelapa yang biasa dibuang kini sudah diolah menjadi Nata de Coco oleh PKK, seperti di Kecamatan Kempas," ungkap Bupati dalam rapat koordinasi membahas stabilitas harga kelapa di Kantor Bupati Inhil, Tembilahan, Senin (25/6/2018) siang.
Selia kerajinan tangan dan Nata de Coco, Bupati mengatakan, arang karbon juga merupakan komoditas potensial laku di pasaran yang sudah tentu memberikan nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan sekadar kelapa bulat atau kelapa jambul.
"Industri pengolahan skala rumah tangga ini, jika dikembangkan secara konsisten dalam skala masif, bukan tidak mungkin kita tidak lagi mengekspor kelapa, melainkan barang setengah jadi atau barang jadi," tukas Bupati penuh keyakinan.
Dengan begitu, kata Bupati, harga kelapa yang dijual oleh masyarakat petani tentunya akan jauh diatas level harga kelapa saat ini. " Tidak lagi Rp 3600, tapi bisa mencapai Rp 5000 sampai Rp 6000 per butir," papar Bupati.
Kepada satuan kerja terkait, Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan diminta Bupati, untuk segera menindaklanjuti gagasan tersebut. "Segera realisasikan, alokasikan sejumlah dana pada tahun anggaran 2019 ini," tandas Bupati.
Editor :Tim NP
Source : Advertorial