Gotong royong kunci tingkatkan daya saing
Emil : Generasi Muda Milenial Harus Berani Lakukan 3 N
Emil Dardak usai dikukuhkan menjadi anggota kehormatan Pemuda Demokrat Indonesia (PDI) oleh pengurus DPD PDI Jatim di sela sarasehan kebangsaan di Surabaya (foto/tis)
SURABAYA (Nusapos.com) - Bupati Trenggalek yang juga Bacawagub Jatim, Emil Elistianto Dardak mengajak generasi milenial supaya tidak meninggalkan ideologi yang sudah ditanamkan generasi pendahulu bangsa Indonesia, yaitu semangat gotong royong. Sebab ideologi tersebut diyakini mampu menjadi solusi dalam menghadapi era persaingan global.
Berdasarkan sejarah, ideologi mahrenis yang dikembangkan presiden Soekarno sejatinya adalah ingin mengajak masyarakat supaya bisa membuat sendiri apa yang mereka butuhkan. Bukan membeli apa yang dibutuhkan sehingga tercipta kemandirian bukan bergantung pada orang lain.
Emil mencontohkan negara Korea dan Taiwan sebenarnya startnya hampir sama dengan Indonesia di era tahun 1945 an. Tapi penguasaan teknologi tak dimiliki Indonesia akibat tidak adanya proses pembelajan ingin membuat sendiri sehingga kita tertinggal cukup jauh karena Korea dan Taiwan sekarang sudah mampu membuat mesin sendiri untuk memenuhi kebutuhan industrinya.
"Makanya mulai sekarang generasi muda harus ditanamkan budaya bagaimana bisa membuat sendiri apa yang dibutuhkan bukan membeli apa yang dibutuhkan," kata Emil saat menghadiri Sarasehan Kebangsaan dengan tema Menggelorakan Semangat Nasionalisme Pemuda Milenial di Hotel Sahid Surabaya, Rabu (27/12) kemarin.
Menurut Emil, memulai budaya kemandirian bisa dilakukan dengan prinsip 3 N yaitu Niru, Niteni, Nambahi (modifikasi). Ia optimis generasi milenial sudah siap dengan itu karena mereka memiliki SDM yang memadai dan sudah memiliki pengalaman bekerja. "Bonus demografi harus disiapkan dengan baik. Saya optimis Indonesia Emas 2045 bisa terwujud dari Jatim sebab Jatim menguasai 15 persen PDRB nasional," dalih suami artis Arumi Bachsin ini.
Di jelaskan Emil, saat ini Era Disruption artinya tak ada kata mapan dan stabil dalam dunia ekonomi. Sebab banyak penemuan (inovasi) yang baru sehingga kemapanan itu bergantung pada adaptif inovation."Makanya saya ingin melihat bagaimana pemuda di desa yang masih kuat memegang teguh budaya kearifan lokal dan jiwa gotong royong bisa berinovasi pro rakyat sehingga akan menumbuhkan kota-kota baru yang lahir di dekat pedesaan. Tinggal di desa bukan berarti terisolir perkembangan jaman," bebernya.
Diakui Emil, provinsi memiliki kewenangan yang lebih dibanding kabupaten/kota jika mengacu pada UU Pemerintahan Daerah. Karena itu provinsi juga harus bisa menggugah kabupaten/kota untuk bisa mengatasi masalah yang dihadapi sehari-hari. Misalnya kesulitan dalam mengawasi proyek fisik, eknlogi dan platfromnya itu harus dikembangkan dan bisa diterapkan.
"Ini hanya bisa dilakukan provinsi karena resource dan pakar itu tidak bisa dilakukan masing-masing kabupaten/kota sehingga provinsi harus bisa masuk kesana, dan bisa diterapkan di seluruh kabupaten/kota," tambah Emil. Yang penting negara harus hadir di tengah-tengah masyarakat.
Ia juga merasa terhormat dijadikan sebagai anggota kehormatan pemuda demokrat, sehingga diharapkan bisa menjadi masukan dan teman diskusi sekaligus ikut mengawal kebijakan yang on the ringht trek.
Sementara itu Fandi Utomo penasehat Pemuda Demokrat Jatim mengatakan bahwa proyeksi Indonesia emas 2045 harus disiapkan mulai sekarang. Sebab pada 2020 Jatim akan mengalami bonus demografi sehingga nantinya posisi Indonesia bisa masuk 4 besar dunia baik dari sisi ekonomi maupun civilisation.
Faktanya, generasi milenial sudah duduk di kepemimpnan baik di daerah maupun nasional. Emil salah satu perwakilan generasi milenial bisa mempersiapkan diri bersama-sama generasi z lainnya. "Kami juga ingin menasbihkan Emil sebagai anggota Kehormatan Pemuda Demokrat," pungkasnya.
Editor :Try Wahyudi Ary Setyawan
Source : -