Menilik Misteri Makam Datuk Rambai dan Tradisi Tolak Bala Atib Rambai

Nusapos- Teluk Nilap merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Kubu Babussalam Kabupaten Rokan Hilir disana terdapat suatu makan yang sangat di kramatkan atau sangat dijaga. Ia adalah makam dari salah satu orang yang dianggap sebagai pembuka daerah disana yaitu makam dari Tengku abdullah Pasai yang berasal dari aceh. Tetapi makam tersebut lebih dikenal dengan makam Datuk Rambai.
Menurut tuk Umar, Ketua adat di kampung tersebut ia menyampaikan Pada awalnya makam tersebut sudah lama dibiarkan dan dilupakan. Setelah itu pada kisaran tahun 1888 seorang murid yang diutus oleh Tuan guru Abdul Wahab dari Rokan mencari makam tersebut lalu menemukannya dihutan yang dipenuhi pohon Rambai. Pada saat ia ingin ke desa untuk mencari orang lain agar bisa membantu dirinya saat kembali ia sudah tidak lagi bisa menemukan makam tersebut tetapi ia ingat disekitaran makam tersebut banyak pohon rambai. Hingga saat ini makam tersebut tidak bisa ditemukan persis keberadannya. Lalu orang orang yang pada saat itu menjuluki makam tersebut sebagai makan Datuk Rambai karena disekitaran makam tersebut banyak pohon rambai. Karena makam nya belum bisa ditemukan sampai saat ini maka ketua adat pada saat itu hanya bisa menebak nebak persisnya dimana sehingga makam tersebut hanya dibuat dipinggiran sungai hingga saat ini.
Selain itu disana juga terkenal dengan tradisi Atib Rambai yang dilaksankan hari ke tiga saat idul fitri. Pada awalnya tradisi ini merupakan tradiri yang dilakukan untuk menolak bala atau menolak masalah, karna pada saat itu ada suatu penyakit yang dinamakan penyakit Toun atau penyakit kudis yang sulit disembuhkan, sehingga makam yang dikramat tersebut didoakan atau berzikir secara bersama sama dengan menggunakan sampan melewati sungai dari makam datuk rambai ke kuala tujuannya meminta pada tuhan yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari penyakit tersebut. Beberapa hari setelah melakukan zikir tersebut penyakit yang mewabah hampir diseluruh desa perlahan bisa sembuh. Sehingga tradisi tersebut dilanjutkan hingga saat ini.
Saat ini tempat tersebut menjadi salah satu tempat yang sangat dijaga, karena simbol makam dari Tengku Abdullah Pasai ini berada di pinggir sungai maka pemerintah pada masa sekarang membangun bendungan untuk menjaga agar air sungai tidak bisa merusak makam tersebut. Selain menjadi tempat yang dikramatkan makam ini juga menjadi salah satu objek wisata religi yang ada disana karena juga bisa menjadi tempat spot foto dan sekaligus bisa berdoa dimakam tersebut atau untuk membayar niat/nazar.
Laporan : -
Sumber : Artikel Nuraina Mahasiswi s1 Pendidikan Sejarah Universitas Riau