Yang Tersisa dari Peringatan Hari Perawat Nasional (PPNI) Tahun 2016
Peringatan Hari Perawat Nasional (PPNI) tahun 2016 di Halaman Kantor Gubernur Riau
PEKANBARU - Walaupun diguyur hujan, namun pelaksanaan upacara yang diikuti ribuan perawat mengikuti Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Perawat Nasional (PPNI) ke 42 di halaman kantor gubenrur Riau, Senin (21/3/2016). Pelaksana tugas Gubernur Riau, Asyadjuliandi Rahman yang bertindak sebagai pembina upacara mengatakan tenaga kesehatan khususnya perawat sudah saatnya bersiap menghadapi persingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dibarengi dengan peningkatan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kesehatan.
"Ini kan sudah era MEA, jadi sudah terjadi persaingan global, karena itu perlu kesiapan para perawat agar tidak tersisih dengan sesama profesi dari negara lain, karena pada dasarnya masyarakat memerlukan tenaga kesehatan yang handal dan berkualitas yang mampu memberikan pelayanan terbaik," ungkapnya.
Diakui, hingga kini wilayah Riau masih menghadapi berbagai masalah di bidang kesahatan, diantaranya masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, penyebaran dan wabah penyakit menular serta tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Namun untuk mengatasi permasalahan itu, Pemprov Riau masih terkendala sarana dan prasarana, fasilitas dan tenaga kesesahatan seperti dokter dan perawat.
Di sisi lain sebagahagian dari ribuan perawat mengikuti HUT PPNI di halaman kantor Gubri galau. Sebab sampai saat ini, perawat yang sifatnya honorer dan pegawai tidak tetap sudah tiga bulan belum menerima honor.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andr Syafril, pencairan anggaran untuk honorer perawat saat ini sedang dipersiapkan, yaitu menunggu penertiban dasar hukum.
"Saat ini sedang dipersiapkan, apakah melalui peraturan gubernur atau apapun namanya, sedang dipersiapkan, jadi dalam waktu dekat akan diselesikan," jawabnya.
Andra Syafril mengatakan, masyarakat di Riau sangat memerlukan adanya fasiltas dan layanan kesehatan yang memadai seperti rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas keliling, Puskesmas terapung, balai pengobatan, rumah bersalin, Posyandu, dan fasilitas lainnya, berikut tersedianya tenaga medis seperti dokter umum, dokter sepesialis, perawat, bidan apoteker, analisis obat dan makanan, ahli gizi dan lain sebagainya.
“Oleh karena itu, Pemprov Riau berusaha agar, semuanya dapat diusahakan dan layanan kesehatan untuk masyarakat dapat terjangkau semua lapiasan dan tidak lagi kesulitan mendapatkan layanan yang mereka perlukan, bukan hanya diperkotaan tetapi juga di perdesaan, pedalaman dan perbatasan,” katanya.
Kiprah perawat dari hari ke hari di Indonesia, khususnya di Riau, belum menunjukkan sisi profesionalitasan yang tinggi dan belum menunjukkan dedikasi berdasarkan keikhlasan dalam menunaikan tugas mulia harian sebagai perawat. Selain perawat harus mengikuti alur peraturan administratif tempat dimana ia bekerja, rumah sakit, klinik, ataupun rumah bersalin, masih belum optimal memperhatikan kondisi pasien dari masyarakat yang benar-benar harus memerlukan bantuan secara teknis medis terlebih dahulu, bukan perihal administratif pada saat emergensi genting ataupun krusial bagi pasien. Manusiawi atau tidak jika sudah menanyakan administratif ke pasien saat emergensi?
(nusapos.com/Andra)
Editor :Tim NP