Pemerhati pertahanan, Nugraha mengatakan posisi Indonesia sangat strategis untuk mendorong dihapuskannya penggunaan senjata nuklir di dunia. Selama ini, sikap Indonesia konsisten terhadap senjata pemusnah massal tersebut.
“Posisi Indoensia cukup bagus dan strategis. Kita dari dulu konsisten menghapus nuklir secara total,” kata Nugraha dalam perbincangan bersama Radio Republik Indonesia, Rabu (17/5/2017).
Persoalannya, penghapusan senjata nuklir tidak mudah karena negara-negara yang memiliki hak veto dan lantang menentang penggunaan senjata nuklir, justru diam-diam memiliki senjata nuklir. Sikap inkonsisten dunia terhadap senjata nuklir mengakibatkan sulit untuk menghapus keberadaan senjata nuklir . Pelucutan senjata nuklir yang selama ini digemborkan oleh negara maju, sebenarnya bukan berarti senjata nuklir dimusnahkan.
“Disatu sisi ingin melakukan pengurangan tetapi disisi lain mengembangkan teknologi berbasis nuklir. Ini kan jadi kontradiktif. Politik dunia ambigu. Ada ambigu, kepada orang lain ditekankan namun dirinya sendiri justru mengembangkan. Sikap konsistensi penting. Kalau untuk pelucutan, sifatnya stagnanisasi. Pelucutan bukan berarti dimusnahkan. Dilucuti saja dan suatu saat nanti dibangun ulang. Total di dunia ada 65 ribu hulu ledak nuklir. Tahun 2002, tinggal 22 ribu hulu ledak nuklir. Itu tidak dihancurkan tetapi dibangun ulang,” terangnya.
Kedepan, Badan Energi Atom Internasional (International Association for Impact Assessment/IAIA) harus bersikap tegas seperti polisi dunia. Tegas penggunaan senjata nuklir. (rri)