Pengamat : Isu Anas Upaya Memecah Harmoni Relasi Santri - Abangan
Fajar Shodiq Ramadan pengamat politik dan dosen Fisip Unibraw Malang (tis)
Pengamat : Isu Anas Upaya Memecah Harmoni Relasi Santri-Abangan
SURABAYA (Nusapos.com) - Mundurnya Abdullah Azwar Anas sebagai bakal calon wakil gubernur (Bacawagub) Jawa Timur yang diusung koalisi PKB dan PDIP merupakan pukulan telak bagi perpaduan relasi keluatan kaum tradisional yang harmonis di Jatim. Apalagi, pasangan ini merupakan pasangan calon yang memiliki elektabilitas paling tinggi.
Fajar Shodiq Ramadlan, dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang mengatakan, pasangan ini sebenarnya merepresentasikan penduduk Jawa Timur yang terbagi menjadi golongan santri dan abangan menurut kategorisasi Indonesianis, Clifford Geertz.
Dua aliran ini berjalan beriringan dalam masyarakat, harmonis, dan nyaris tanpa ada gesekan yang menyebabkan perpecahan. "Perpaduan ini bahkan adalah perpaduan yang saling menguatkan, baik dalam urusan sosial, politik maupun ekonomi. Dalam konteks nasional, santri-abangan adalah cerminan komitmen kebangsaan," ujar Fajar, Senin (8/1) kemarin.
Sayangnya, situasi harmonis tersebut tak sepenuhnya menyenangkan semua pihak. Sinisme terhadap santri dan abangan sejak lama ada. Yang paling tampak dalam konteks waktu saat ini adalah narasi nyinyir baik pada kelompok santri maupun abangan karena mereka semakin memperoleh ruang, dalam momentum pemilihan kepala daerah.
"Tak banyak pihak yanh cukup gembira dengan koalisi PKB-PDIP dan Gus Ipul-Mas Anas. Apalagi, keduanya merepresentasikan kombinasi ideal aliran tradisional di Jawa Timur," beber Fajar.
Adapun isu yang menyerang Anas, merupakan isu lama yang memang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan oleh pihak yang ingin memperoleh keuntungan dari situasi seperti saat ini. Seandainya isu ini gagal, maka akan ada isu lain yang dapat menggoyang pasangan ini.
"Ibarat peluru, masih ada banyak isu lain yang disiapkan dan ditarik pelatuknya kapan pun," kelakar Fajar.
Politik sejatinya memang dinamis. Ada banyak kemungkinan yang semuanya itu butuh pengelolaan yang strategis. Lebih dari itu, ada narasi yang lebih besar daripada sekedar soal-soal politis.
"Relasi santri-abangan saat ini hendak dipecah, mudah-mudahan tak ada cara-cara kotor lain yang digunakan hanya untuk kepentingan yang sejatinya lebih sempit," pungkas Fajar. (tis)
Editor :Try Wahyudi Ary Setyawan
Source : -