Abrasi Pantai di Bengkalis Kebun Masyarakat Terjun ke Laut
Abrasi Pantai di Bengkalis Kebun Masyarakat Terjun ke Laut
BENGKALIS-Musim tengkujuh (utara) yang terjadi sejak beberapaminggu terakhir, menjadi bukti dahsyatnya hempasan ombak selat Melakadi sepanjang bibir pantai Kecamatan Bantan. Tidak hanya mengikis tebing, ombak kuat yang menerjang juga meruntuhkan bongkahan-bongkahan tanah dan batang sawit lalu membawanya ke laut.
Kondisi terparah saat ini terjadi di pantai Parit Tiung desa Jangkang Kecamatan Bantan. Sudah berhektar-hektar lahan masyarakat runtuh kelaut, sudah tak terkira kerugian yang dialami warga, jika tidak segeraditangani, bukan mustahil sebagian kampung Jangkang bakal tinggalkenangan.
Seperti disampaikan tokoh masyarakat setempat, Mahzum Sandiman,Senin (1/2/2016), pada Minggu (31/1/2016) sore, dirinya sengaja melihat bagaimana kondisi terkini pantai Parit Tiung di musim ombak besar, alangkah terkejutnya Mahzum, abrasi sudahbegitu menggila, berhektar-hektar lahan sawit milik masyarakatsetempat sudah rata dengan pantai.
“Ombak bukan hanya mengikis bibir pantai atau tebing (daratan,red)tapi seperti ‘membeko’, sekali hantam ombak besar bergumpal-gumpaltanah terjun ke laut. Bahkan ujung jalan poros desa Jangkang sudahberada di bibir pantai dan sebagian kondisi jalan mulai retak-retak,”papar pegawai KUA Kecamatan Bantan ini.
Tekstur lahan di bibir pantai Parit Tiung kata Mahzum merupakan lahangambut, seperti lahan yang ada di desa Meskom atau Parapat Tunggal.Ketika dihantam ombak besar, akan sangat mudah terjadi abrasi.
“Kondisi daratan dengan landai pantai agak tinggi, ketika ombak kuat menghantam bagian bawah, maka tidak butuh waktu lama tebing bagianatas akan jatuh ke laut,” sebutnya lagi.
Untuk mengatasi persoalan abrasi di Parit Tiung kata Mahzum, memangtidak bisa dibangun turap di sepanjang pantai, karena diyakini tidaksampai lima tahun turap atau pembatas tebing aka hancur dihantamombak.
Untuk kasus di kampungnya itu, kata alumni IAIN Susqa ini akan lebihtepat jika dibangun pemecah ombah, dengan begitu ombak yang sampai kebibir pantai tidak lagi kuat karena sudah membentur pemecah ombak.
“Kondisi terparah itu sekitar 50 – 70 meter, menurut kami kalaupemerintah serius ingin megatasi laju abrasi ini, maka salah satu caraadalah membangun pemecah ombak,” harapnya.
Dikatakan Mahzum, saat ini jarak bibir pantai dengan rumahpenduduk sekitar 200 meter. Melihat kondisi yang terjadi saat ini,diperkirakan tidak sampai 2 tahun rumah penduduk tersebut akan disapuombak.
“Sekali lagi kami sangat berharap, pemerintah daerah menindaklanjutiapa yang menjadi keluhan kam selama ini. Sudah banyak lahan yangtersapu ombak, jika tidak segera ditangani rumah-rumah warga jugabakal lesap,” ujar Mahzum.(fr/rls/van)
Editor :Tim NP