Bawaslu ajak masyarakat perangi politik uang
Pemilih Tradisional Rawan Jadi Obyek Money Politic
Komisioner Bawaslu RI, Ratna Dewi Pettalolo saat menghadiri kegiatan sosialisasi di Bawaslu Jatim dalam rangka persiapan Pilkada serentak 2018 di Jatim (foto/tis)
SURABAYA (Nusapos.com)— Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Ratna Dewi Pettalolo menilai sebagian besar masyarakat masih mentolelir politik uang (money politic). Karena itu, dibutuhkan gerakan nyata untuk membangkitkan masyarakat agar menjalankan proses demokrasi secara sehat.
"Pemilih kita terdiri dari pemilih cerdas, tradisional dan pragmatis. Kalau yang pragmatis paling gampang digoda dengan uang," ujar Ratna Dewi di kantor Bawaslu Jatim Selasa (5/12) kemarin.
Dia mengatakan budaya money politik masih sangat subur karena praktik itu sulit terungkap. Sehingga, aparat kepolisian maupun Bawaslu kesulitan memproses pelakunya. "Ada unsur yang harus dipenuhi dan itu sulit sekali membuktikannya," beber Ratna.
Karena itu, pemerintah khususnya KPU harus aktif mengedukasi masyarakat mengenai bahaya money politik. Karena dapat menghadapi sistem demokrasi dan menurunkan kualitas pemilu. "Harus didorong secara aktif untuk mengedukasi masyarakat," tambahnya.
Ratna juga menjelaskan bahwa dalam aturan pemilu yang baru, pemberi dan penerima uang bisa dijerat ke ranah pidana. "Ada sanksinya baik pemberi maupun penerima," tandasnya.
Diharapkan jika memang ada bukti tentang pelanggaran pemilu dan money politik, Ratna menghimbau agar masyarakat melaporkannya. "Kalau memang ada bukti memang harus diproses. Kalau unsur-unsur pidana terpenuhi akan ditindaklanjuti," pungkasnya. (Tis)
Editor :Try Wahyudi Ary Setyawan
Source : -