Dorong Pelestarian Kompang, Tan Sri Prof. Dr. Abdul Latiff Abu Bakar Kunjungi Desa Bantan Tengah
Bantan Tengah, Bengkalis — Senin, 13 Oktober 2025, Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis mendapat kunjungan kehormatan mendadak dari Pensyarah Warisan dan Peradaban Universiti Islam Malaysia (UIM), Tan Sri Prof. Dr. Abdul Latiff Abu Bakar, yang juga menjabat sebagai Ketua Sosio Budaya Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Melaka.
Kunjungan tersebut turut didampingi oleh Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Dr. H. Isa Selamat, dan disambut langsung oleh Pj. Kepala Desa Bantan Tengah, Hadi Suryono, AMK., SKM.
Dalam kesempatan itu, Tan Sri Prof. Abdul Latiff bersama rombongan mengunjungi bengkel pusat pembuatan kompang milik warga setempat yang dikenal luas dengan sapaan Wak Salim. Di lokasi tersebut, beliau menyaksikan secara langsung proses pembuatan kompang tradisional dan berdiskusi hangat dengan para tokoh budaya serta masyarakat setempat.
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Koperasi Desa Merah Putih Imam Basori, Wakil Ketua Karang Taruna Zulkarnain, Ketua Sanggar Lestari Khazanah Seni Budaya (SLAKSA) Syaibatul Hamdi, serta sejumlah tokoh masyarakat Desa Bantan Tengah lainnya.
Dalam suasana penuh keakraban, sambil menikmati secangkir kopi produksi lokal, Tan Sri Prof. Abdul Latiff Abu Bakar mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan seni budaya warisan leluhur, agar tidak hilang ditelan zaman. Ia menekankan pentingnya strategi kreatif dalam menarik minat generasi muda terhadap seni budaya tradisional, agar jati diri Melayu tetap terpelihara di tengah arus modernisasi.
“Kita mesti pastikan generasi muda mengenali dan mencintai warisan budaya kita. Kompang bukan sekadar alat musik, tapi simbol marwah dan semangat Melayu,” ujar Tan Sri Prof. Abdul Latiff Abu Bakar.
Beliau juga menyampaikan keinginannya untuk membawa rombongan mahasiswa dari Malaysia ke Bengkalis dalam waktu mendatang, guna melakukan pertukaran pengalaman dan latihan bersama dalam bidang seni budaya serumpun.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Dr. H. Isa Selamat, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan rencananya untuk mengembangkan identitas budaya di setiap desa. Menurutnya, setiap desa di Bengkalis akan memiliki ciri khas budaya tersendiri, seperti Kampung Kompang, Kampung Silat, Kampung Zapin, Kampung Gasing, hingga Kampung Pantun atau Gurindam.
“Program ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau. Melalui dana pokok pikiran (pokir), kita akan membangun tugu-tugu ikonik serta fasilitas pendukung budaya di berbagai desa. Tujuannya agar wisatawan domestik maupun mancanegara tertarik berkunjung ke Pulau Bengkalis,” ungkap Dr. Isa Selamat penuh optimisme.
Ia menambahkan, dengan kolaborasi lintas lembaga dan dukungan masyarakat, Pulau Bengkalis diharapkan menjadi Pusat Tamadun Budaya Melayu di masa depan.
Di sisi lain, Pj. Kepala Desa Bantan Tengah, Hadi Suryono, menegaskan komitmen pemerintah desa untuk menjadikan Bantan Tengah sebagai pusat pelestarian seni tabuh kompang, dengan julukan “Kampung Kompang.”
Berbagai langkah persiapan telah dilakukan, salah satunya adalah pembuatan Kompang Terbesar di Dunia dengan diameter mencapai dua meter, yang kini tengah dikerjakan oleh pengrajin terkenal Wak Salim.
“Apabila kompang raksasa ini selesai, kami akan menjadikannya sebagai monumen atau tugu Kompang. Harapannya, monumen ini bisa menjadi daya tarik wisata dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat,” jelas Hadi Suryono.
Kunjungan bersejarah ini ditutup dengan suasana penuh keakraban antara tamu kehormatan, pejabat daerah, dan masyarakat desa. Usai berdiskusi, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kota Bengkalis untuk agenda kegiatan berikutnya.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Bantan Tengah dan Kabupaten Bengkalis dalam memperkuat identitas budaya Melayu serta mempererat hubungan persaudaraan antara Malaysia dan Indonesia, khususnya di bidang seni, budaya, dan warisan peradaban serumpun.(Jusriyal/infotorial)
Editor :Tim NP