Galeri
Kemeriahan Budaya Melayu Iringi Puncak Peringatan Hari Jadi ke-513 Bengkalis
Bupati Bengkalis Kasmarni didampingi Wakil Bupati Bagus Santoso memberikan sambutan dalam sidang paripurna peringatan hari jadi Bengkalis ke-513.
BENGKALIS – Peringatan Hari Jadi ke-513 Kabupaten Bengkalis menjadi panggung bagi keindahan adat dan budaya Melayu yang tetap lestari di tengah modernisasi. Puncak perayaan yang berlangsung pada Rabu, 30 Juli 2025, diwarnai berbagai prosesi adat yang menghidupkan kembali kekayaan tradisi Negeri Junjungan.
Agenda utama dimulai dengan digelarnya Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Bengkalis, yang dipusatkan di Gedung DPRD. Namun, sebelum memasuki ruang sidang, rombongan Bupati Bengkalis Kasmarni yang berangkat dari Wisma Daerah Sri Mahkota mendapat sambutan khas Melayu yang sarat makna.
Tabuhan kompang menggema meriah, menyambut kehadiran tamu utama dengan semangat dan nuansa khas Melayu. Dalam adat lokal, kompang menjadi simbol kehormatan sekaligus penyemangat dalam menyambut tamu-tamu penting.
Barisan bunga manggar yang menghiasi sepanjang jalur penyambutan turut memperkuat atmosfer keceriaan. Terbuat dari kertas berwarna-warni dan menyerupai daun kelapa, bunga manggar melambangkan sukacita serta menjadi simbol penyambutan hangat masyarakat.



Sesaat setelah melewati bunga manggar, rombongan Bupati yang didampingi Wakil Bupati, Bupati ke-14 Amril Mukminin, dan unsur Forkopimda Bengkalis, diiringi pula oleh bujang dan dara daerah, disambut dengan atraksi Silat Sambut. Tarian bela diri ini menampilkan gerakan yang lembut namun penuh makna, sebagai bentuk penghormatan, perlindungan, dan keramahan dalam budaya Melayu.

Rangkaian penyambutan semakin sakral dengan pertunjukan Tari Persembahan dan prosesi Tepak Sirih. Tarian ini tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat akan nilai-nilai luhur seperti adab, kesopanan, serta simbol persaudaraan melalui pemberian sirih kepada tamu kehormatan.

Peringatan hari jadi tahun ini tidak hanya menjadi momentum mengenang sejarah panjang Bengkalis, tetapi juga ajang pelestarian budaya yang telah menjadi identitas kuat masyarakatnya. Prosesi-prosesi tersebut membuktikan bahwa nilai-nilai adat masih hidup dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.










Laporan : Jusriyal/galeri
Editor :Tim NP