Kurs Rupiah - Dollar AS 4 Desember 2015: Pasar Fokus ke Fed Rate
Mata Uang Rupiah
JAKARTA — Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada penutupan perdagangan Kamis (3/12/2015) rupiah melemah 65 poin atau 0,47% ke Rp13.845/US$. Rupiah hari ini menunggu pasar yang akan respons putusan terkait stimulus bank sentral Eropa (ECB).
Di samping itu, hari ini, rupiah diprediksi akan mendapat dorongan dari rencana pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid VII pada hari ini.
Bagaimana pergerakan Rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
LIVE REPORT
06.28 WIB
Pemerintah akan mengumumkan paket kebijakan ekonomi VII pada Jumat (4/12).
Seusai menghadiri rapat terbatas tentang listrik dan kilang minyak, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan paket kebijakan ekonomi ketujuh sudah rampung dan segera diumumkan.
"Paket ketujuh mudah-mudahan besok, Jumat, di Istana," ujar Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan, seperti dikutip dari bisnis.com, Kamis (3/12/2015).
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini masih enggan mengungkapkan kebijakan ekonomi apa yang akan masuk dalam paket ketujuh.
Namun, Darmin menegaskan revisi kebijakan daftar negatif investasi (DNI) belum masuk dalam paket ketujuh. Padahal sebelumnya, Darmin membocorkan bahwa salah satu kebijakan dalam paket ketujuh adalah DNI.
"DNI belum siap. Jadi yang lain. DNI itu masih perlu pembahasan panjang lebar. Jangan saya cerita dulu. Kalau saya cerita kurang seru," tuturnya.
Darmin menambahkan paket yang meluncur pada Desember ini juga belum mengakomodir revisi kebijakan tentang pendapatan tidak kena pajak (PTKP).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan paket kebijakan ekonomi VII akan digulirkan pada minggu pertama Desember 2015.
"Nanti sebentar lagi akan keluar lagi paket mungkin awal-awal Desember," ujar Jokowi di JCC, Kamis (26/11/2015).
Presiden Jokowi menegaskan deregulasi perizinan yang menghambat investasi akan terus dilakukan oleh pemerintah.
06.29 WIB
Indeks dolar Amerika Serikat pada pada penutupan perdagangan Kamis (3/12/2015) atau Jumat pagi anjlok.
Indeks dolar AS yang menjadi acuan kekuatan terhadap 10 mata uang utama tersebut tercatat sejak Selasa (1/12/2015) meninggalkan level puncaknya di angka100.
Pada penutupan perdagangan Kamis, indeks dolar AS anjlok 2,05% ke 97,94.
The Bloomberg Dollar Spot Index melemah terdalam sejak 18 Maret 2015.
Indeks dolar melemah bersama bursa dan obligasi setelah mata uang euro menguat pasca stimulus tambahan dari Bank Sentral Eropa mengecewakan investor.
Di samping itu pasar tetap menyoroti kebijakan bank sentral AS Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang segera terjadi.
Ketua Fed Janet Yellen menunjukkan kondisi ekonomi memungkinkan bank sentral AS untuk segera menaikkan suku bunga. Fed akan menggelar rapat pada 16 Desember.
"Semua orang kecewa dengan (putusan) Draghi (pimpinan bank sentral Eropa)," kata Michael Blok, Kepala StrategiEkuitas Rhino Trading Partners LLC seperti dikutip Bloomberg,
Jumat (4/12/2015).
Hal sama dikemukakan oleh analis lainnya. "Tidak ada kepanikan, hanya kekecewaan dengan ECB. Ada harapan besar Draghi dan ECB untuk memberikan stimulus lebih lanjut dan kenyataannya jauh dari harapan," kata Larson. ,”kata Ryan Larson, Kepala Perdagangan Ekuitas RBC global Asset Management US Inc.
07.16 WIB
Bank Sentral Eropa (ECB) yang memangkas suku bunga menjadi negatif 0,3%, dan memperpanjang program pembelian obligasi 60 miliar euro untuk merangsang ekonomi zona euro.
Namun, stimulus dan penurunan suku bunga tersebut lebih kecil dari yang diharapkan oleh investor, sehingga euro naik tajam terhadap dolar AS, setelah dolar AS mencapai
tertinggi dalam persiapan untuk pertemuan ECB.
Indeks dolar AS melemah 2,05% ke 97,94 pada penutupan perdagangan Kamis (3/12/2015).
08.04 WIB
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Jumat (4/12/2015) rupiah menguat 3 poin atau 0,02% ke Rp13.842/US$.
08.40 WIB
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (4/12/2015) menunggu rilis paket kebijakan ekonomi jilid
VII yang rencananya diumumkan pemerintah hari ini.
“Pemerintah akan mengumumkan paket kebijakan VII sore nanti, diperkirakan direspons netral,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima
hari ini, Jumat (4/12/2015).
Dikemukakan rupiah tertekan hingga kemarin sore menandakan sentimen global masih kuat.
“Anjloknya indeks dolar bisa memberikan sentimen positif terhadap rupiah,” kata Rangga.
Namun, ujarnya, jika hal itu hanya akibat bank sentral Eropa (ECB) yang tidak memberikan likuiditas sehingga mendorong imbal hasil global dan SUN naik serta memicu aksi jual
di IHSG menyusul anjloknya S&P 500, rupiah bisa ikut tertekan di perdagangan hari ini.
Rangga mengemukakan ECB tak tambah QE, sehingga menyebabkan indeks dolar anjlok.
Di luar harapan, tambahnya, ECB hanya memperpanjang jangka waktu QE selama 6 bulan tetapi tidak meningkatkan jumlahnya.
Walaupun deposit rate dipangkas 10bps, hal itu tidak mencegah euro untuk menguat tajam 3% hingga dini hari tadi.
Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang masih optimistis dengan laju perekonomian AS, tidak mampu mendorong indeks dolar. Indeks dolar AS turun drastis, tetapi di sisi lain
imbal hasil US Treasury 10 tahun naik tajam ke 2,3% bersama dengan imbal hasil Bund yang ke 0,67%.
“Akibatnya S&P 500 anjlok 1,44%,” kata Rangga.
09.06 WIB
Rupiah diperdagangkan melemah 5 poin atau 0,04% ke Rp13.850 per dolar AS saat perdagangan di bursa saham dimulai.
09.59 WIB
Mata uang Asia Tenggara mayoritas menguat, hanya dolar Singapura yang melemah (-0,14%).
Lainnya menguat, yaitu peso Filipina (+0,15%), ringgit Malaysia (+0,24%), baht Thailand (+0,10%), dan rrupiah menguat 7 poin atau 0,04% ke Rp13.838/US$
10.22 WIB
Setelah dikecewakan oleh kebijakan stimulus bank sentral Eropa (ECB) yang mendorong penguatan euro, indeks dolar AS kembali menguat. Indeks naik 0,37% ke 97,987.
Euro per dolar AS melemah 0,15% ke 1,0924. Seelah pada penutupan Kamis menguat 3,06% ke 1,094.
10.39 WIB
Rupiah menguat 20 poin ke Rp13.825/US$.
Indeks dolar AS menguat 0,37%. Euro atas dolar AS kembali melemah 0,15% ke 1.092,4.
"Fokus pasar akan kembali ke Amerika Serikat. Data pekerjaan akan dirilis menjelang pertemuan Fed," kata Yujiro Goto, Ahli Strategi Mata Uang Nomura Holdings Inc seperti dikutip Bloomberg, Jumat (4/12/2015).
AKhirnya pada pukul 12.49 WIB, mata uang Rupiah menunjukkan hasilnya
12.49 WIB
Rupiah Bertahan Menguat
Rupiah menguat 0,14% atau 20 poin ke Rp13.825/US$.
Indeks dolar AS menguat 0,27% ke 97,882
(nusapos.com/Andra)
Editor :Tim NP