Atasi Krisis Air Bersih Akibat Kekeringan, Pemprov Jatim Siapkan Pipanisasi
Surabaya-Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menyalurkan air bersih untuk masyarakat desa yang mengalami kekeringan saat musim kemarau ini. Ke depan, Pemprov Jatim berencana menyiapkan bantuan sumur air dan pipa mulai tahun depan untuk 222 desa yang juga rawan mengalami kekeringan.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan dari 422 desa yang mengalami kekeringan, yang akan diberi bantuan sumur air dan pipa sebanyak 222 desa, sedangkan 200 desa lainnya akan dilakukan dropping air.Menurutnya, masalah kekeringan di Jatim adalah masalah yang terus muncul karena memang disebabkan adanya perbedaan geografis masing-masing wilayah di Jawa Timur.
"Tahun 2016 kita bisa mengurangi dari 541 desa menjadi 442 desa yang alami kekeringan dan desa diatas 3 kilometer jauhnya mengambil air. Khusus 200 desa yang wilayahnya sulit air karena faktor geografi, dropping air ini yang dilakukan karena beberapa kendala seperti tidak adanya air dalam dan wilayahnya juga yang tinggi serta pipa tidak kuat menarik air ke atas,” kata Soekarwo, Selasa, (12/09/2017).
Sementara itu, Anggota DPRD Propinsi Jawa Timur Giyanto mengatakan, di Daerah Pemilihan Dapil Jatim 7 yakni Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek merupakan tiga daerah yang cukup ekstrim mengalami kekeringan. Sedangkan Magetan dan Ngawi sudah bisa diatasi dengan keberadaan beberapa bendungan oleh Pemerintah Pusat.
"Memang daerah-daerah atas sampai hari ini perlu dicarikan solusi sumber-sumber air untuk konsumsi warga. Karena beberapa desa seperti Watu Limo, Munjungan yang ada hingga kini air bersihnya masih disupllai mobil-mobil tangki yang seminggu sekali. Antisipasi sumur bor juga tidak mampu karena terkendala tidak adanya sumber air," kata Giyanto.
Persoalan kekeringan lanjut Politisi Partai PDI perjuangan ini, memang harus dirembugkan antara warga, pemangku kebijakan setempat, hingga pemerintah kabupaten.
"Beberapa kali Kami melakukan kunjungan reses, kita ketemu langsung dengan Camat, kepala dinas, yang perhari ini tidak bisa diatasi (kekeringan), wargapun tidak mungkin pindah dari pemukimannya sekarang karena sudah turun temurun tinggal disana. Akhirnya ya antisipasinya karena airnya tidak ada maka dropping air. Sementara hanya itu. Perlu solusi panjang. (np/rri)
Editor :Tim NP